Yang Melihat Blog ini

Jumat, 26 September 2014

63. Bersinar dan Mewangi



Bersinar dan Mewangi


Cerita by : Harisubagya
Foto by   : Aldi Desmet

Life begins at the end of your comfort zone. Simon, salah satu juri  atau komentator dalam American Idol. Dalam memberi komentar, Simon lebih sering mengeluarkan statement yang tidak basa-basi. Walau terdengar kurang enak, namun komentarnya bisa memacu untuk perubahan yang lebih baik. Kritiknya kadang sangat pedas dan membuat sesak hati.

Anda akan maju bila bertemu dengan Simon-Simon dalam kehidupan anda. Orang yang memberikan kritik-kritik atau pendapat-pendapat dengan jujur dan terus terang.
Saat ini, anda harus mulai merubah sikap anda terhadap kritik. Dengarkan dengan baik, jangan anda tolak mentah-mentah! (defense) Dengarkan sampai tuntas kritik-kritik yang anda terima. Ini adalah masukan yang baik.

Dapatkan Kritik dan kesulitan hidup membuat anda lebih sukses? Tentu tergantung pada anda. Sebuah kisah yang sangat pas untuk menggambarkan diri kita bila tertimpa musibah dan kesulitan. Begitu juga menerima kritik dan kecaman.

Ada memiliki cerita yang cukup menarik. Kisah seorang yang mengadu pada Ayahnya. Mengapa hidupnya begitu sulit dan terpuruk. Sudah banyak usaha dan kerja keras dia lakukan, namun belum juga memberikan hasil. Keletihan dan kelelahan tampak pada raut wajahnya yang sudah mulai tidak muda lagi.

Sang ayah pun mencoba memberi simpati dan perhatian pada apa yang diungkapkan anaknya. Tidak lama sang ayah mengambil tiga mangkok dan teko berisi air penuh. Teko yang penuh air kemudian di rebus hingga mendidih.

Mangkok-mangkok dijejer rapi, dan sang ayah mulai mengisi mankok dengan wortel, telur dan Kopi. Setelah air mendidih, dituangkannya air panas tersebut ke dalam mangkok-mangkok yang telah berisi wortel, telur dan kopi.

“Walau kesulitan menimpamu, jadilah kamu seperti kopi ini. Kesulitan justru membuatmu menjadi sedap dan harum. Kesulitan justru memberimu kesempatan untuk menunjukan siapa sebenarnya dirimu. Tebarkan wangimu saat-saat kesulitan datang. Jangan seperti wortel yang jadi lembek atau telur yang jadi keras. Jadilah seperti kopi yang menebarkan aroma wangi di saat-saat kesulitan datang.” Terang sang ayah dengan penuh kasih pada anaknya.

Cerita ini sangat menggugah hati bagi kita yang dilanda kesulitan. Apa anda akan lemah dan lembek? Atau menjadi orang yang kaku dan keras membatu, atau justru anda akan ambil kesempatan ini untuk mempromosikan “kewangian” anda dan menunjukan kemampuan sejati anda.

Sekarang saatnya anda menjadi kopi yang wangi, dibanding hanya mengumbar keluhan-keluhan yang tidak berarti. Tunjukan pada dunia, bahwa anda cukup kuat dan mampu mengatasi segala kesulitan yang anda hadapi. Tunjukan kalau anda adalah pribadi yang tangguh yang mampu bertahan dalam badai dan makin bersinar ditimpa gesekan-gesekan mesin gerinda kehidupan, yang membuat anda menjadi permata yang berkilau-kilau.

Sikap tangguh anda menghadapi tatangan dan kesulitan, bisa membuat anda menjadi manusia yang sangat sukses. Manusia yang bersinar dan mewangi, seharum kopi panas yang bisa menghilangkan rasa kantuk dan lemah semangat. Milikilah komitmen untuk menjadi orang yang tangguh. Komitmen yang kuat untuk tetap berjuang apapun yang terjadi.

“You never will be the person you can be if pressure, tension and discipline are taken out of your life.”--James G. Bilkey

Sabtu, 20 September 2014

62. Punya Cerita Banyak di Sibayak


HUT RI Ke 17
Punya Cerita Banyak di Sibayak

Baru sempat nulis… walaupun mungkin ceritanya sedikit basi, tapi keindahan dan kenangan mendaki gunung Sibayak masih selalu tetap di hati.

Berangkat dari Grha XL Medan, jum’at (16/8), tepat pukul 23.30 wib, rombongan kami berangkat dari Medan menuju Gunung Sibayak, kabupaten Karo. Rombongan pendaki gunung berasal dari Kemanaaja.com, Travelnista.com, Pariwisatasumut.com, Medanwisata.com, Travelografi.com, Siikepo.blogspot.com,Virginmojito.com,  Ceritamedan.com, Punyamedan.com serta blogger Medan lainnya.

Menuju puncak Sibayak, yang juga gunung berapi aktif yang memiliki uap panas dengan ketinggian 2.094 mdpl (meter dari permukaan laut), cukup menantang. Gunung Sibayak secara administratif terletak di Didesa Raja Barneh Dataran tinggi Karo, Kabupaten Karo, Sumatera Utara (60 KM dari Kota Medan) dengan posisi koordinat puncaknya pada 97°30BT dan 4°15LS.

Tiba di kaki gunung Sibayak , rombongan menitipkan kendaraan, karena perjalanan berikutnya dilakukan dengan cara berjalan kaki menuju camping ground.  Butuh waktu sekitar 1 jam berjalan kaki mencapai camping ground dengan jalanan beraspal dan tanjakan yang luar biasa curam. Bermodalkan senter dan menenteng perlengkapan kita berjalan dengan semangat di tengah gelap nya hutan dini hari jam 02.00 wib.

Tepat jam 03.00 wib, pagi kami tiba di camping ground dan disambut oleh ratusan tenda-tenda yang tersebar dan lampu lampu tenda serta api unggun di mana-mana.  Suasana camping ground layaknya pasar malam. Sesekali kembang api melejit ke udara, yang diikuti oleh tepuk tangan dari ribuan pendaki yang ada. Camping ground yang biasanya sepi berubah seperti pasar malam dengan 1500an pendaki gunung yang hilir mudik di malam menjelang peringatan 17 Agustus 2014.

Beristirahat sebentar, menyalakan api dan minum kopi hangat, tak sampai 3 menit pun kopi panasnya akan berubah menjadi kopi dingin.  Setelah ngobrol -ngobrol dan makan cemilian selanjutnya mempersiapkan peralatan menuju bibir kawah. Tepat jam 04.15 wib rombongan berangkat menuju puncak Gunung Sibayak. Perjalanan ditempuh dengan berjalan kaki melalui jalan setapak dengan pemandangan hutan dan tebing tebing curam dan gelap. Setelah berjalanan sekitar 1 jam, kami tiba di bibir kawah dan juga disambut dengan suara gemuruh layaknya bunyi gas yang menyemburkan belerang dari perut bumi. Seram? Iya! Tapi menakjubkan. Tidak sedikit orang yang mendirikan tenda di sisi tebing curam ini. Pemandangan yang luar biasa.

Tepat jam 06.00 wib pagi, kala matahari mulai mengintip, rombongan bergabung dengan banyak pendaki gunung yang juga sudah menghabiskan hari di Gunung Sibayak untuk merayakan pesta kemerdekaan RI ke 69.

Tiba saatnya, Team XL Travel Blogger Medan, mengambil peran. Di dalam kawah Sibayak, di perut puncak Gunung Sibayak, kumandang lagu-lagu nasional melantun kencang, keras dan penuh semangat. Haru bersemangat, merinding, kala Indonesia Raya dan pengibaran Bendera Merah Putih dilakukan di kawah Sibayak. Diawali dengan lagu Indonesia Raya menyanyikan bersama- sama membuat suasana menjadi lebih dramatis. Dilanjutkan lagi lagu Maju Tak Gentar, Hari Merdeka, Garuda Pancasila, Halo Halo Bandung dan puluhan lagu wajib nasional lain. “ Bulu kuduk aku merinding tadi saat harus memimpin lagu Indonesia Raya di depan, di puncak gunung dan dilihat banyak orang, “ ucap Charis dari Travelografi.com


Charis dari Travelografi.com mengambil peran dengan semangat 45 memimpin menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Lagu-lagu wajib Nasional di kawah Gunung Sibayak yang diikuti seluruh pendaki.

Terharu saya melihat keindahan Gunung Sibayak… Sungguh menakjubkan, Subhanalloh !
Ternyata saya bisa sampe puncak Gunung Sibayak, bahkan turun ke kawahnya yang penuh dengan belerang…

Hikmah yang bisa saya ambil selama perjalanan ke Gunung Sibanyak :
1.       Para pendaki penuh dengan persaudaraan dan keakraban.
2.       Rintangan dan Tantangan menghadapi medan terjang menuju ke Puncak Sibayak berbuah dengan ke Indahan alam yang sangat menakjubkan.
3.       Banyak Objek Foto yang menjadi incaran, karena bagus-bagus banget.


 
 
 

Senin, 08 September 2014

61. Menggunakan Teknologi dengan Mata Hati


Menggunakan Teknologi dengan Mata Hati


Text : @CeritaJimmy
Foto : @Aldi_Desmet

Teknologi untuk siapa saja! Kata itu yang tepat untuk acara yang didukung sepenuhnya oleh XL bersama Komunitas Mata Hati. Kelompok XL Community yang perduli  terhadap  penyandang disabilitas netra. Bersama XL Komunitas ini XL melakukan roadshow di  17 kota se-Indonesia setelah di Sumatera dilaksanakan di kota  Bandar Lampung, Palembang, Pekanbaru dan hari ini (08/09/14) di Medan bertempat di Gedung PERTUNI  (Persatuan Tuna Netra Indonesia)  – Jalan Sampul Medan, Senin (8/9).

Acara yang berlangsung sekiatr 3 jam tersebut menjawab dengan tuntas pertanyaan pertanyaan yang selama ini ada, yaitu bagaimana mungkin penyandang tuna netra bisa melakukan aktifitas SMS, Email dengan menggunakan Android layar sentuh yang tidak ada tombol qwerty-nya sama sekali.

Kegiatan sosialisasi penggunaan Android khusus penyandang cacat tuna netra di Medan kali diikuti oleh sekitar 60 orang tuna netra, dua orang tuna netra berasal  dari Jakarta yaitu Budi dan Septo yang hadir sebagai trainer untuk mencoba menularkan kemampuan mereka ke komunitas tuna netra lain yang ada di kota Medan.

Dalam acara yang penuh dengan kekeluargaan ini Budi dan Septo langsung  mendemonstrasikan bagaimana mereka dengan lihainya mengetik dan mengirim SMS, membaca status Facebook, mengirim pesan melalui WhatsApp hingga berkirim e-mail dengan sangat lancar nyaris menyerupai orang normal pada umumnya

Promotion Cordinator XL Medan – Trisna Gunawan dalam sambutannya menyampaikan, “Teknologi XL untuk siapa saja, dan XL juga siap membantu masyarakat dari latar belakang yang berbeda sekalipun. Kaum tuna netra juga adalah bagian dari masyarakat dan bagian dari pelanggan kita yang juga ingin menikmati kemajuan teknologi, khususnya penggunaan perangkat layar sentuh Android “ ucap Trisna.

Aplikasi Google Talk Back dan aplikasi Vocalizer Damayanti ( Aplikasi yang diciptakan khusus untuk tuna netra) sangat membantu mereka menggunakan semua aplikasi yang ada di Android. Aplikasi-aplikasi tersebut mengkonversikan apa yang mereka sentuh di layar android menjadi suara dan dengan cara itulah mereka bisa menjalankan semua yang ada di dalam OS Android, mulai dari menelepon, SMS, social media, chatting hingga e-mail dengan sangat mudah.

“Selain mendukung kegiatan sosialisasi penggunaan Android khusus tuna netra ini, XL juga membagikan kartu perdana komunitas gratis kepada seluruh peserta tuna netra yang hadir di acara ini. Semoga dengan ini mereka bisa menikmati teknologi XL dan teknologi Android sesungguhnya,” tutup Trisna.